COPAS DARI TRIBUN NEWS, TAPI SANGAT LAYAK UNTUK DIRENUNGKAN
Sahabatku ... jika menurutmu:
Kehidupan adalah lagu, senandungkanlah!
Kehidupan adalah tugas, selesaikanlah!
Kehidupan adalah cita-cita, raihlah!
Kehidupan adalah cinta, bersyukurlah!
Kehidupan adalah nasib, perjuangkanlah!
Kehidupan adalah permainan, mainkanlah!
Kehidupan adalah mimpi, wujudkanlah!
Kehidupan adalah penderitaan, tersenyumlah!
Kehidupan adalah kebahagiaan, nikmatilah!
Kehidupan adalah luka, sembuhkanlah!
Kehidupan adalah tipudaya, berhati-hatilah!
Kehidupan adalah simalakama, tenanglah!
Kehidupan adalah kesempatan, pergunakanlah!
Kehidupan adalah singkat, berbekallah!
Kehidupan adalah rumus, pahamilah!
Kehidupan adalah simulasi, kuasailah!Kehidupan adalah pertempuran, menangkanlah!
Kehidupan adalah perjalanan panjang, persiapkanlah!
Kehidupan adalah jauh, dekatilah!
Kehidupan adalah kasih, persembahkanlah!
Kehidupan adalah kedamaian, tebarkanlah!
Kehidupan adalah bencana, atasilah!
Kehidupan adalah problematika, pecahkanlah!
Kehidupan adalah dilema, tetapkanlah (hatimu)!
Kehidupan adalah puisi, syairkanlah!
Kehidupan adalah noda, sucikanlah!
Kehidupan adalah kotor, bersihkanlah!
Kehidupan adalah kegelapan, terangilah!
Kehidupan adalah cahaya, fokuskanlah!
Kehidupan adalah amanat, pertanggungjawabkanlah!
Kehidupan adalah nada, alunkanlah!
Kehidupan adalah musik, bernyanyilah!
Kehidupan adalah taman, rindangkanlah!
Kehidupan adalah tunas, bersemilah!
Kehidupan adalah bunga, bermekaranlah!
Kehidupan adalah perhiasan, kenakanlah!
Kehidupan adalah embun, segarkanlah!
Kehidupan adalah irama, berdendanglah!
Kehidupan adalah wadah, isilah!
Kehidupan adalah misteri, selidikilah!
Kehidupan adalah teka-teki, pecahkanlah!
Kehidupan adalah samudera, arungilah!
Kehidupan adalah benih, taburkanlah!
Kehidupan adalah ilmu, amalkanlah!
Kehidupan adalah gurun, lintasilah!
Kehidupan adalah angin, berhembuslah!
Kehidupan adalah awan, naungilah!
Kehidupan adalah waktu, manfaatkanlah!
Kehidupan adalah matahari, hangatkanlah!
Kehidupan adalah rejeki, berdermalah! (berbagilah)
Kehidupan adalah ilusi, bermimpilah!
Kehidupan adalah hampa, penuhilah!
Kehidupan adalah buku, bacalah!
Kehidupan adalah pena, menulislah!
Kehidupan adalah air mata, usaplah!
Kehidupan adalah sungai, mengalirlah!
Kehidupan adalah kompas, ikutilah!
Kehidupan adalah pertandingan, berlombalah!
Kehidupan adalah uang, berhematlah!
Kehidupan adalah sandiwara, beraktinglah!
Kehidupan adalah hidangan, sajikanlah!
Kehidupan adalah roda, berputarlah!
Kehidupan adalah masa lalu, kenanglah!
Kehidupan adalah saat ini, bekerjalah!
Kehidupan adalah masa depan, optimislah!
Kehidupan adalah sejarah, pelajarilah!
Kehidupan adalah usaha, bersungguh-sungguhlah!
Kehidupan adalah kertas, tulisilah!
Kehidupan adalah tarian, iringilah!
Kehidupan adalah tanda, amatilah!
Kehidupan adalah peringatan, waspadalah!
Kehidupan adalah tanah, suburkanlah!
Kehidupan adalah masakan, santaplah!
Kehidupan adalah nurani, dengarkanlah!
Kehidupan adalah kamus, bukalah!
Kehidupan adalah duka, hiburlah!
Kehidupan adalah hiburan, bersenang-senanglah!
Kehidupan adalah bintang, bersinarlah!
Kehidupan adalah salju, cairkanlah!
Kehidupan adalah meteor, beralihlah!
Kehidupan adalah guru, teladanilah!
Kehidupan adalah alam, peliharalah!
Kehidupan adalah kereta, melajulah!
Kehidupan adalah bumi, makmurkanlah!
Kehidupan adalah matematika, berhitunglah!
Kehidupan adalah filsafat, renungilah!
Kehidupan adalah planet, mengorbitlah!
Kehidupan adalah tangga, naikilah!
Kehidupan adalah nafsu, kendalikanlah!
Kehidupan adalah kendaraan, kendarailah!
Kehidupan adalah orang tua, berbaktilah!
Kehidupan adalah anak, didiklah!
Kehidupan adalah kekasih, cintailah!
Kehidupan adalah kaca, bercerminlah!
Kehidupan adalah atasan, hormatilah!
Kehidupan adalah bawahan, sayangilah!
Kehidupan adalah harta, sedekahkanlah!
Kehidupan adalah pengalaman, ambillah hikmah!
Kehidupan adalah rintangan, laluilah!
Kehidupan adalah kesulitan, hadapilah!
Kehidupan adalah pintu, ketuklah!
Kehidupan adalah ruangan, masukilah!
Kehidupan adalah istana, diamilah!
Kehidupan adalah keharuman, hiruplah!
Kehidupan adalah wajah, basuhlah!
Kehidupan adalah tirai, singkapkanlah!
Kehidupan adalah rencana, targetkanlah!
Kehidupan adalah rimba raya, jelajahilah!
Kehidupan adalah atom, bertebaranlah!
Kehidupan adalah putih, jagalah!
Kehidupan adalah keruh, jernihkanlah!
(tribunners/dedril andhesit/character building/wid)
Selasa, 31 Agustus 2010
Minggu, 20 Desember 2009
BIDADARI KECILKU
Pernah suatu ketika,
Ketakutan begitu menyergap,
Menguras seluruh energi
Membuat semua nyali lenyap,
Nyaris tanpa bekas
Begitu sulitnya sekedar menemukan rasa percaya diri,
Ataupun kemandirian yang dulu begitu mendominasi
Karena rasa takut yang terlalu menguasai
Terkungkung oleh ketidarberdayaan ragawi
Belum sirna rasa takut itu dari ragaku
Mimpi-mimpi yang kelam menjadi bagian dari bunga tidurku,
Datang menyapa hampir di setiap malam menjelang
Begitu gelap,
Begitu membingungkan
Tanpa uraian cerita yang mampu untuk dicerna
Tangan hanya bisa meraba,
Pikiran hanya mampu menebak kemana cerita akan mengalir,
Sementara kekalutan seolah membalut hidupku
Hanya untaian doa terucap dari bibir disetiap butiran merjan
Serta berusaha berdamai dengan semua rasa takut,
Gelap,
Serta perasaan kalut
Meskipun terkadang perputaran waktu terasa begitu lambat,
Lama,
Hingga menguras rasa sabar
Hampir menyerah
Hanya kebersamaan
Yang telah menghimpun kekuatan untuk mampu bertahan
Tatkala semua penantian itu telah tiba di ujung cerita
Hanya menyisakan rasa syukur, yang mampu terucap di ujung lidah
Rasa takut, kalut dan kegelapan itu hilang seketika
Menjadi tiada berarti
Seorang bidadari kecil mampu memecah ketakutan,
Mengobati rasa sakit
Serta menghalau kekalutan
Yang selama ini telah membelenggu jiwa dan raga
Bukan dengan emosi yang menguras tenaga,
Bukan dengan adu otot yang terkadang sia-sia belaka
Namun cukup dengan senyuman serta tangisan kecilnya
Mampu membawa kepada sebuah cakrawala baru
Sebuah kehidupan yang semakin punya arti
Dengan tanggung jawab yang lebih besar
Selamat datang bidadari kecilku………..
Kehadiranmu sungguh menjadi sebuah keajaiban
Yang mampu mencerahkan dunia
Memberi kerlap kerlip hidup menjadi lebih ceria
Menjadi lebih berwarna
Dan menjadikan bundamu menjadi lebih sempurna lagi
Terima kasih bidadari kecilku,
Untaian doa senantiasa menyertai hidupmu,
Ananda Rania Damara
Ketakutan begitu menyergap,
Menguras seluruh energi
Membuat semua nyali lenyap,
Nyaris tanpa bekas
Begitu sulitnya sekedar menemukan rasa percaya diri,
Ataupun kemandirian yang dulu begitu mendominasi
Karena rasa takut yang terlalu menguasai
Terkungkung oleh ketidarberdayaan ragawi
Belum sirna rasa takut itu dari ragaku
Mimpi-mimpi yang kelam menjadi bagian dari bunga tidurku,
Datang menyapa hampir di setiap malam menjelang
Begitu gelap,
Begitu membingungkan
Tanpa uraian cerita yang mampu untuk dicerna
Tangan hanya bisa meraba,
Pikiran hanya mampu menebak kemana cerita akan mengalir,
Sementara kekalutan seolah membalut hidupku
Hanya untaian doa terucap dari bibir disetiap butiran merjan
Serta berusaha berdamai dengan semua rasa takut,
Gelap,
Serta perasaan kalut
Meskipun terkadang perputaran waktu terasa begitu lambat,
Lama,
Hingga menguras rasa sabar
Hampir menyerah
Hanya kebersamaan
Yang telah menghimpun kekuatan untuk mampu bertahan
Tatkala semua penantian itu telah tiba di ujung cerita
Hanya menyisakan rasa syukur, yang mampu terucap di ujung lidah
Rasa takut, kalut dan kegelapan itu hilang seketika
Menjadi tiada berarti
Seorang bidadari kecil mampu memecah ketakutan,
Mengobati rasa sakit
Serta menghalau kekalutan
Yang selama ini telah membelenggu jiwa dan raga
Bukan dengan emosi yang menguras tenaga,
Bukan dengan adu otot yang terkadang sia-sia belaka
Namun cukup dengan senyuman serta tangisan kecilnya
Mampu membawa kepada sebuah cakrawala baru
Sebuah kehidupan yang semakin punya arti
Dengan tanggung jawab yang lebih besar
Selamat datang bidadari kecilku………..
Kehadiranmu sungguh menjadi sebuah keajaiban
Yang mampu mencerahkan dunia
Memberi kerlap kerlip hidup menjadi lebih ceria
Menjadi lebih berwarna
Dan menjadikan bundamu menjadi lebih sempurna lagi
Terima kasih bidadari kecilku,
Untaian doa senantiasa menyertai hidupmu,
Ananda Rania Damara
Rabu, 18 November 2009
KETIKA CINTA DATANG PADA WAKTU DAN TEMPAT YANG SALAH
Masih hangat dalam ingatan ketika seorang sahabat bercerita tentang kehidupan seputar rumah tangga yang telah dibinanya hampir 30 tahun yang lalu, Hari itu kami baru saja membahas berita perceraian seorang selebritis karena perselingkuhan yang dilakukan oleh salah satu pasangannya.
“Setiap pasangan suami istri pasti ada pasang surut dalam kehidupannya,” begitu kira-kira awal pembicaraan kami saat itu. Dia meyakini bahwa setiap pasangan pasti akan pernah mengalami godaan dari luar baik itu perempuan ataupun laki-laki yang mencoba menghancurkan pilar rumah tangga yang telah dibina selama bertahun-tahun lamanya. Aku yang baru menjalani perkawinan seumur jagung dan sedang hangat-hangatnya menjalin hubungan dengan suami hanya menganggu-angguk. Apa iya? Ternyata, sahabatku ini pun mengakui pernah mengalaminya. Seorang wanita muda begitu gigih menggoda suaminya yang seorang entertain ganteng dan memiliki relasi yang luas.
Berbagai cara dilakukan perempuan itu dalam upaya menggoda suaminya. Dengan meminta diantar karena mobilnya mogok, minta waktu untuk curhat perihal kehidupannya, hingga minta diajari cara berpidato karena kebetulan suami sahabatku adalah juga seorang pengajar public speaking di beberapa tempat. Naluri seorang istri pula yang menggiringnya hingga mengetahui hubungan terlarang itu. “Sungguh terasa sakit ketika diumur 40 tahun, mengetahui suami punya kekasih selain kita,” katanya dengan mimik yang cukup serius. Bisa jadi, pepatah Live Begin forty, ada benarnya juga…. pikirku
Perubahan sekecil apaspun yang terjadi pada diri seorang suami pasti diketahui sang istri. Hingga akhirnya sahabatku ini mencari-cari sendiri jawaban atas kegundahan hati yang ia rasakan selama itu. Pernah suatu kali, ia mengikuti suaminya ketika hendak berjumpa perempuan itu di sebuah kafe di pusat kota. Mereka makan dan minum cukup lama tanpa tahu ada seorang istri yang menatap dari jauh dengan perasaan tercabik seraya menahan air mata. Spontan aku acungkan jempol untuk sahabatku itu. “Duh, jangan sampai aku mengalaminya seperti itu, pasti bakalan nangis bombay,” kataku tidak berani membayangkan jika itu benar-benar terjadi padaku. Kuketuk-ketuk kepalaku tiga kali dengan jari telunjuk lalu kemudian kuketuk meja sebanyak tiga kali juga. Amit-amit, jauh jauh deh dari kehidupanku….
Beberapa hari kemudian, sabahatku ini langsung bertanya kepada suaminya perihal hubungan yang sebenarnya terjadi. Ia beberkan apa saja yang sudah ia ketahui, termasuk detail perempuan yang berusaha merebut hati suaminya. “Aku bisa saja menggertak, mendamprat sekaligus meluapkan kemarahan kepada perempuan itu atas apa yang sudah dilakukannya menyakiti hatiku,” sahabatku semakin larut dalam ceritanya. Tapi buat apa? Karena buatnya, hal itu hanya akan mempermalukan dirinya sekaligus suaminya saja. “Karena si perempuan penggoda itu pasti akan menyalahkan aku, mengapa suaminya membiarkan dirinya hanyut tergoda oleh usahanya?” Dan harga diri buat sahabatku yang sudah malang melintang puluhan tahun lamanya di dunia marketing adalah segalanya.
Suaminya cukup kaget Karena sama sekali tidak menyangka sang istri sudah mengetahui sejauh itu. Tapi ia bersumpah, tidak ada yang terjadi lebih dari apa yang telah diketahui oleh sahabatku. Sepanjang malan itu, pasangan suami istri ini kemudian berbicara dari hati menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Sahabatku adalah seorang sulung dari 7 bersaudara yang sudah ditinggal pergi ayah tercintanya sejak usianya masih 16 tahun. Kondisi itu pula yang menjadikan dirinya sebagai sosok pribadi yang tidak meledak-ledak, lebih bisa menahan diri karena bertahun-tahun lamanya ia harus bisa menjadi contoh pribadi positif bagi 6 orang adiknya yang kini sudah berhasil semua
“Saya bukan tipe orang yang akan merengek minta diperhatikan suami,” ujarnya seraya menyeruput kopi yang sudah dingin karena begitu asyiknya kami bercerita. Tapi ia juga bukan seorang pribadi yang gemar memojokkan pasangannya karena kesalahnnya. Mungkin Karena itu sahabatku ini dipercaya menjadi manager marketing hingga bertahun-tahun di perusahaan tempatku bekerja. Ia cukup berkata singkat pada suaminya, “Apakah yakin perempuan itu memiliki banyak kelebihan dari saya? Kalau jawabannya tidak punya kelebihan apa-apa daripada saya kecuali umurnya yang masih muda, ngapain susah payah masih melanjutkan hubungan yang sebenarnya terlarang?” Sebuah pilihan yang saklek dan tegas ia lontarkan, sekalipun mengandung banyak resiko.
Menurutnya, penyelesaian dari semua itu tergantung dari sikap masing-masing. “Kalau saya lebih memilih mempertahankan rumah tangga dengan dua anak daripada minta bercerai dan mengawali kehidupan yang baru,” begitu argumennya saat itu. Toh apapun yang terjadi, menurutnya, perempuan itu tidak akan mendapatkan apa-apa dari suaminya. Kecuali waktu yang telah ia rampas. Dan ia meyakini sepenuhnya bahwa ayah dari anak-anaknya pasti akan kembali kepelukannya lagi. Sungguh sangat percaya diri,pikirku saat itu.
“Kalau kita memutuskan untuk bercerai,” lanjutnya,”apa kita yakin bisa bertemu dengan laki-laki yang cocok dan mau menerima kita yang sudah punya buntut pula?” Aku mengangguk-angguk, benar juga. Karena itu, lebih baik baginya membungkus luka yang ada dan melupakannya. Sekalipun sebagai manusia biasa, rasa sakit, perasaan yang tercabik-cabik itu pasti ada. Namun diatas semua itu, itu menjadikan sebuah pengalaman berharga untuk kehidupan rumah tangga kedepannya.
Iya kalau kita langsung ketemu dengan laki-laki yang bisa menerima segala kelebihan dan kekurangan kita, kalau tidak? Masa iya kita mesti berkali-kali bercerai hanya karena ketidak cocokan? Begitu kira-kira pendapatnya. Dan menerima kembali laki-laki yang sudah mendapingi puluhan tahun lamanya dengan segala kelebihan dan juga kekurangannya, bagi sahabatku ini adalah jauh lebih baik. “Semua orang pasti melakukan kekhilafan dan kesalahan dalam hidupnya, termasuk juga aku,” katanya bijak. Waktu kuliah dulu, ia bercerita termasuk mahasiswa yang cukup aktif berorganisasi dan termasuk mahasiswi favorit di kampusnya. Sehingga pernah suatu kali, ia memilki pacar lebih dari satu orang pada saat yang bersamaan. Dan suaminya yang sekarang adalah pacarnya yang kesekian yang berani berkomitmen mengajaknya menikah setelah ia gagal berpacaran serius dengan beberapa laki-laki sebelumnya.
Dan kalaupun suaminya kali ini melakukan kesalahan dalam perjalanan perkawinannya, buatnya hal bukan berarti dunia sudah kiamat, “ Karena kita masih memiliki puluhan tahun lainnya yang berisi kisah indah baik suka dan duka yang telah dilewati bersama.” Masih ada anak-anak yang juga harus menjadi salah satu pertimbangan. Apalagi kesalahan yang terjadi bukanlah sebuah kesalahan yang fatal hingga beresiko panjang ke depannya. “Tapi kita juga nggak bisa menyalahkan perempuan lain untuk tidak usah menyukai suami kita,” begitu lanjunya.
Kedua alisku terangkat, mukaku mengkerut. Kanapa tidak? Bukankah ini karena semua perbuatan perempuan itu hingga akhirnya suaminya tergoda? Temaku menggelengkan kepalanya kekanan dan kekiri. Bukan, katanya. Apa yang terjadi bukan karena kesalahan perempuan muda yang ingin merebut ayah anak-anaknya. Karena rasa cinta, kagum, rasa hormat orang lain tehadap suaminya adalah hak orang itu. Rasa itu tidak bisa dielakkan dan milik semua orang. Tinggal bagaimana kita menyikapi rasa yang sebetulnya datang pada saat dan tempat yang salah.
Jujur, saat itu aku hanya bertindak sebagai pendengar saja. Sekedar sharing disela-sela penatnya pekerjaan yang menumpuk. Daripada ngegossip yang bukan-bukan, mendengarkan penalaman sahabat yang terpaut umur lebih dari 15 tahun ini, rasanya lebih berharga untuk berbagi pengalaman hidup. Sekalipun dalam hati, aku meyakini sepenuhnya, hal itu tidak mungkin terjadi dalam kehidupan perkawinanku. Siapa pula yang mau menggoda aku atau suamiku yang hanya termasuk kelas rata-rata?
Aku tidak percaya pendapatnya bahwa meskipun hanya satu kali, tapi godaan berupa laki-laki atau perempuan dalam kehidupan perkawinan pasti terjadi………
“Setiap pasangan suami istri pasti ada pasang surut dalam kehidupannya,” begitu kira-kira awal pembicaraan kami saat itu. Dia meyakini bahwa setiap pasangan pasti akan pernah mengalami godaan dari luar baik itu perempuan ataupun laki-laki yang mencoba menghancurkan pilar rumah tangga yang telah dibina selama bertahun-tahun lamanya. Aku yang baru menjalani perkawinan seumur jagung dan sedang hangat-hangatnya menjalin hubungan dengan suami hanya menganggu-angguk. Apa iya? Ternyata, sahabatku ini pun mengakui pernah mengalaminya. Seorang wanita muda begitu gigih menggoda suaminya yang seorang entertain ganteng dan memiliki relasi yang luas.
Berbagai cara dilakukan perempuan itu dalam upaya menggoda suaminya. Dengan meminta diantar karena mobilnya mogok, minta waktu untuk curhat perihal kehidupannya, hingga minta diajari cara berpidato karena kebetulan suami sahabatku adalah juga seorang pengajar public speaking di beberapa tempat. Naluri seorang istri pula yang menggiringnya hingga mengetahui hubungan terlarang itu. “Sungguh terasa sakit ketika diumur 40 tahun, mengetahui suami punya kekasih selain kita,” katanya dengan mimik yang cukup serius. Bisa jadi, pepatah Live Begin forty, ada benarnya juga…. pikirku
Perubahan sekecil apaspun yang terjadi pada diri seorang suami pasti diketahui sang istri. Hingga akhirnya sahabatku ini mencari-cari sendiri jawaban atas kegundahan hati yang ia rasakan selama itu. Pernah suatu kali, ia mengikuti suaminya ketika hendak berjumpa perempuan itu di sebuah kafe di pusat kota. Mereka makan dan minum cukup lama tanpa tahu ada seorang istri yang menatap dari jauh dengan perasaan tercabik seraya menahan air mata. Spontan aku acungkan jempol untuk sahabatku itu. “Duh, jangan sampai aku mengalaminya seperti itu, pasti bakalan nangis bombay,” kataku tidak berani membayangkan jika itu benar-benar terjadi padaku. Kuketuk-ketuk kepalaku tiga kali dengan jari telunjuk lalu kemudian kuketuk meja sebanyak tiga kali juga. Amit-amit, jauh jauh deh dari kehidupanku….
Beberapa hari kemudian, sabahatku ini langsung bertanya kepada suaminya perihal hubungan yang sebenarnya terjadi. Ia beberkan apa saja yang sudah ia ketahui, termasuk detail perempuan yang berusaha merebut hati suaminya. “Aku bisa saja menggertak, mendamprat sekaligus meluapkan kemarahan kepada perempuan itu atas apa yang sudah dilakukannya menyakiti hatiku,” sahabatku semakin larut dalam ceritanya. Tapi buat apa? Karena buatnya, hal itu hanya akan mempermalukan dirinya sekaligus suaminya saja. “Karena si perempuan penggoda itu pasti akan menyalahkan aku, mengapa suaminya membiarkan dirinya hanyut tergoda oleh usahanya?” Dan harga diri buat sahabatku yang sudah malang melintang puluhan tahun lamanya di dunia marketing adalah segalanya.
Suaminya cukup kaget Karena sama sekali tidak menyangka sang istri sudah mengetahui sejauh itu. Tapi ia bersumpah, tidak ada yang terjadi lebih dari apa yang telah diketahui oleh sahabatku. Sepanjang malan itu, pasangan suami istri ini kemudian berbicara dari hati menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Sahabatku adalah seorang sulung dari 7 bersaudara yang sudah ditinggal pergi ayah tercintanya sejak usianya masih 16 tahun. Kondisi itu pula yang menjadikan dirinya sebagai sosok pribadi yang tidak meledak-ledak, lebih bisa menahan diri karena bertahun-tahun lamanya ia harus bisa menjadi contoh pribadi positif bagi 6 orang adiknya yang kini sudah berhasil semua
“Saya bukan tipe orang yang akan merengek minta diperhatikan suami,” ujarnya seraya menyeruput kopi yang sudah dingin karena begitu asyiknya kami bercerita. Tapi ia juga bukan seorang pribadi yang gemar memojokkan pasangannya karena kesalahnnya. Mungkin Karena itu sahabatku ini dipercaya menjadi manager marketing hingga bertahun-tahun di perusahaan tempatku bekerja. Ia cukup berkata singkat pada suaminya, “Apakah yakin perempuan itu memiliki banyak kelebihan dari saya? Kalau jawabannya tidak punya kelebihan apa-apa daripada saya kecuali umurnya yang masih muda, ngapain susah payah masih melanjutkan hubungan yang sebenarnya terlarang?” Sebuah pilihan yang saklek dan tegas ia lontarkan, sekalipun mengandung banyak resiko.
Menurutnya, penyelesaian dari semua itu tergantung dari sikap masing-masing. “Kalau saya lebih memilih mempertahankan rumah tangga dengan dua anak daripada minta bercerai dan mengawali kehidupan yang baru,” begitu argumennya saat itu. Toh apapun yang terjadi, menurutnya, perempuan itu tidak akan mendapatkan apa-apa dari suaminya. Kecuali waktu yang telah ia rampas. Dan ia meyakini sepenuhnya bahwa ayah dari anak-anaknya pasti akan kembali kepelukannya lagi. Sungguh sangat percaya diri,pikirku saat itu.
“Kalau kita memutuskan untuk bercerai,” lanjutnya,”apa kita yakin bisa bertemu dengan laki-laki yang cocok dan mau menerima kita yang sudah punya buntut pula?” Aku mengangguk-angguk, benar juga. Karena itu, lebih baik baginya membungkus luka yang ada dan melupakannya. Sekalipun sebagai manusia biasa, rasa sakit, perasaan yang tercabik-cabik itu pasti ada. Namun diatas semua itu, itu menjadikan sebuah pengalaman berharga untuk kehidupan rumah tangga kedepannya.
Iya kalau kita langsung ketemu dengan laki-laki yang bisa menerima segala kelebihan dan kekurangan kita, kalau tidak? Masa iya kita mesti berkali-kali bercerai hanya karena ketidak cocokan? Begitu kira-kira pendapatnya. Dan menerima kembali laki-laki yang sudah mendapingi puluhan tahun lamanya dengan segala kelebihan dan juga kekurangannya, bagi sahabatku ini adalah jauh lebih baik. “Semua orang pasti melakukan kekhilafan dan kesalahan dalam hidupnya, termasuk juga aku,” katanya bijak. Waktu kuliah dulu, ia bercerita termasuk mahasiswa yang cukup aktif berorganisasi dan termasuk mahasiswi favorit di kampusnya. Sehingga pernah suatu kali, ia memilki pacar lebih dari satu orang pada saat yang bersamaan. Dan suaminya yang sekarang adalah pacarnya yang kesekian yang berani berkomitmen mengajaknya menikah setelah ia gagal berpacaran serius dengan beberapa laki-laki sebelumnya.
Dan kalaupun suaminya kali ini melakukan kesalahan dalam perjalanan perkawinannya, buatnya hal bukan berarti dunia sudah kiamat, “ Karena kita masih memiliki puluhan tahun lainnya yang berisi kisah indah baik suka dan duka yang telah dilewati bersama.” Masih ada anak-anak yang juga harus menjadi salah satu pertimbangan. Apalagi kesalahan yang terjadi bukanlah sebuah kesalahan yang fatal hingga beresiko panjang ke depannya. “Tapi kita juga nggak bisa menyalahkan perempuan lain untuk tidak usah menyukai suami kita,” begitu lanjunya.
Kedua alisku terangkat, mukaku mengkerut. Kanapa tidak? Bukankah ini karena semua perbuatan perempuan itu hingga akhirnya suaminya tergoda? Temaku menggelengkan kepalanya kekanan dan kekiri. Bukan, katanya. Apa yang terjadi bukan karena kesalahan perempuan muda yang ingin merebut ayah anak-anaknya. Karena rasa cinta, kagum, rasa hormat orang lain tehadap suaminya adalah hak orang itu. Rasa itu tidak bisa dielakkan dan milik semua orang. Tinggal bagaimana kita menyikapi rasa yang sebetulnya datang pada saat dan tempat yang salah.
Jujur, saat itu aku hanya bertindak sebagai pendengar saja. Sekedar sharing disela-sela penatnya pekerjaan yang menumpuk. Daripada ngegossip yang bukan-bukan, mendengarkan penalaman sahabat yang terpaut umur lebih dari 15 tahun ini, rasanya lebih berharga untuk berbagi pengalaman hidup. Sekalipun dalam hati, aku meyakini sepenuhnya, hal itu tidak mungkin terjadi dalam kehidupan perkawinanku. Siapa pula yang mau menggoda aku atau suamiku yang hanya termasuk kelas rata-rata?
Aku tidak percaya pendapatnya bahwa meskipun hanya satu kali, tapi godaan berupa laki-laki atau perempuan dalam kehidupan perkawinan pasti terjadi………
Kamis, 12 November 2009
SEBUAH CATATAN DARI ZALEHA
Sebuah catatan pendek yang layak untuk direnungkan
Aku meminta Kekuatan,
Tuhan memberiku kesulitan
Untuk menjadikanku kuat
Aku meminta Hikmah,
Tuhan memberiku Masalah
Untuk diselesaikan
Aku meminta Kekayaan,
Tuhan memberiku akal dan otot
Untk bekerja
Aku meminta Keberanian,
Tuhan memberiku bahaya
Untuk dihadapi
Aku meminta cinta dan kasih sayang,
Tuhan memberiku orang-orang yang punya masalah
Untuk aku bantu
Aku meminta kehormatan,
Tuhan memberiku kesempatan
Aku tidak menerima apa-apa dari yang aku inginkan
Aku menerima semua yang aku butuhkan
Aku meminta Kekuatan,
Tuhan memberiku kesulitan
Untuk menjadikanku kuat
Aku meminta Hikmah,
Tuhan memberiku Masalah
Untuk diselesaikan
Aku meminta Kekayaan,
Tuhan memberiku akal dan otot
Untk bekerja
Aku meminta Keberanian,
Tuhan memberiku bahaya
Untuk dihadapi
Aku meminta cinta dan kasih sayang,
Tuhan memberiku orang-orang yang punya masalah
Untuk aku bantu
Aku meminta kehormatan,
Tuhan memberiku kesempatan
Aku tidak menerima apa-apa dari yang aku inginkan
Aku menerima semua yang aku butuhkan
Minggu, 25 Oktober 2009
CATATAN CINTA
Ketika cinta sudah mengetuk relung hati yang paling dalam,
Jangan pernah pedulikan orang mau berkata apa tentangnya.
Karena cinta menutup semua pintu kebohongan,pertentangan dan perbedaan
Pahit getirnya cinta menjadi sebuah pembelajaran menuju cinta yang lebih hakiki, sebuah pembuktian kesetiaan cinta yang tak akan lekang oleh waktu.
Dan waktu pula yang akan menjadi obat dari sebuah pengorbanan cinta
Ketika cinta sudah dalam genggaman, jangan pernah biarkan ia terkoyak dan tercerabut oleh tangan yang ingin mencuri kebahagiaan cinta.
Meskipun hidup penuh dengan rona dan warna
Karena menyusun kembali mozaik cinta terkadang terasa sakit, perih dan penuh dengan air mata berurai.
Tapi itulah sebuah perjuangan cinta dan sebuah perjalanan keikhlasan.
Adalah sebuah kebahagiaan yang tak dapat terungkap, ketika cinta bisa diperjuangkan. Berdamai dengan rasa sakit, berteman dengan rasa yang kerap terluka menjadi sebuah kemenangan cinta.
Sebuah pembuktian, apapun yang orang katakan, apapun yang orang lakukan, aku tetaplah seorang pemuja cinta. Dengan cinta yang tetap utuh dalam genggaman.
Dan biarkan orang lain terpana melihat semburat cinta kita.
Yang begitu indah, ikhlas, dan bertanggung jawab.
Karena bukan mereka yang akan memisahkan cinta, tapi ajal yang akan menjadi akhir dari perjalanan cinta. Untuk kembali dipertemukan nanti dalam sebuah keabadiaan cinta.
Bandung, 25 Oktober 2009
Untuk seorang lelaki yang sangat kucintai dan imam keluargaku. Jangan biarkan orang lain mengoyak cinta yang kita miliki.
Jangan pernah pedulikan orang mau berkata apa tentangnya.
Karena cinta menutup semua pintu kebohongan,pertentangan dan perbedaan
Pahit getirnya cinta menjadi sebuah pembelajaran menuju cinta yang lebih hakiki, sebuah pembuktian kesetiaan cinta yang tak akan lekang oleh waktu.
Dan waktu pula yang akan menjadi obat dari sebuah pengorbanan cinta
Ketika cinta sudah dalam genggaman, jangan pernah biarkan ia terkoyak dan tercerabut oleh tangan yang ingin mencuri kebahagiaan cinta.
Meskipun hidup penuh dengan rona dan warna
Karena menyusun kembali mozaik cinta terkadang terasa sakit, perih dan penuh dengan air mata berurai.
Tapi itulah sebuah perjuangan cinta dan sebuah perjalanan keikhlasan.
Adalah sebuah kebahagiaan yang tak dapat terungkap, ketika cinta bisa diperjuangkan. Berdamai dengan rasa sakit, berteman dengan rasa yang kerap terluka menjadi sebuah kemenangan cinta.
Sebuah pembuktian, apapun yang orang katakan, apapun yang orang lakukan, aku tetaplah seorang pemuja cinta. Dengan cinta yang tetap utuh dalam genggaman.
Dan biarkan orang lain terpana melihat semburat cinta kita.
Yang begitu indah, ikhlas, dan bertanggung jawab.
Karena bukan mereka yang akan memisahkan cinta, tapi ajal yang akan menjadi akhir dari perjalanan cinta. Untuk kembali dipertemukan nanti dalam sebuah keabadiaan cinta.
Bandung, 25 Oktober 2009
Untuk seorang lelaki yang sangat kucintai dan imam keluargaku. Jangan biarkan orang lain mengoyak cinta yang kita miliki.
Kamis, 15 Oktober 2009
DAMAI ITU PUN DALAM GENGGAMAN
Biarkan air mata ini jatuh berderai
Berlarian membasahi wajahku yang kuyu
Karena setiap butir air mata ini adalah butir rasa syukurku kepadaMu, Ya Illahi Robb
Sebuah pertanda begitu aku mensyukuri nikmat yang telah Engkau berikan
Yang tidak pernah mampu kuhitung
Karena begitu banyaknya nikmat telah Engkau berikan
Biarkan dada ini terasa sesak oleh derasnya arus kebahagiaan
Yang tidak mampu kubendung,
Tak akan kubiarkan arus terhenti hanya karena terpaan gelombang
Karena aku begitu terhanyut atas semua rahmatMu Ya Allah
Berharap semua tidak akan bermuara dan berakhir
Biarkan kehangatan itu terus mendekapku Ya Allah
Melenyapkan dinginnya kegelisah serta gundah gulana yang selama ini menerpa
Hingga api membara dan membakar amarah yang meletup membuncah
Menyisakan kedamaian dan ketenangan
Berharap tidak akan pernah lekang oleh waktu
Jangan biarkan damai ini berakhir Ya Robb
Tercabik oleh tangan yang henti-hentinya mencoba merobek,
Mencabik dan mencuri apa yang kami miliki
Karena semua itu akan sia-sia belaka
Karena damai itu akan kami genggam selamanya
Amien
Amien Ya Robbal Alamiiiin
Berlarian membasahi wajahku yang kuyu
Karena setiap butir air mata ini adalah butir rasa syukurku kepadaMu, Ya Illahi Robb
Sebuah pertanda begitu aku mensyukuri nikmat yang telah Engkau berikan
Yang tidak pernah mampu kuhitung
Karena begitu banyaknya nikmat telah Engkau berikan
Biarkan dada ini terasa sesak oleh derasnya arus kebahagiaan
Yang tidak mampu kubendung,
Tak akan kubiarkan arus terhenti hanya karena terpaan gelombang
Karena aku begitu terhanyut atas semua rahmatMu Ya Allah
Berharap semua tidak akan bermuara dan berakhir
Biarkan kehangatan itu terus mendekapku Ya Allah
Melenyapkan dinginnya kegelisah serta gundah gulana yang selama ini menerpa
Hingga api membara dan membakar amarah yang meletup membuncah
Menyisakan kedamaian dan ketenangan
Berharap tidak akan pernah lekang oleh waktu
Jangan biarkan damai ini berakhir Ya Robb
Tercabik oleh tangan yang henti-hentinya mencoba merobek,
Mencabik dan mencuri apa yang kami miliki
Karena semua itu akan sia-sia belaka
Karena damai itu akan kami genggam selamanya
Amien
Amien Ya Robbal Alamiiiin
Sabtu, 03 Oktober 2009
LELAH
Berikan aku udara
Untuk membantuku bernafas dari pengapnya udara malam ini
Karena aku nyaris tidak bisa bernafas karenanya
Berikan aku uluran tanganmu
Karena aku nyaris tenggelam ditengah derasnya cobaan
Tanpa sebuah pegangan yang pasti
Berikan aku dekapan
Untuk menghangatkanku dari deraan angin yang nyaris menghempaskanku
Berikan aku kecupan
Untuk meyakinkanku, bahwa engkau benar-benar mencintaiku
Karena itu sebuah pertanda bahwa cinta itu masih ada
Namun yang terpenting,
Berikan aku kasih serta keyakinan
Bahwa tidak pernah ada dusta diantara kita
Karena itu yang akan menguatkan perjalanan kita selanjutnya
Bukan sebuah kata maaf yang kerap terucap
Namun kita selalu kembali terpuruk dalam lubang yang sama
Lelah,
Sungguh!
Waktu terus berpacu
Masih banyak hal yang harus dihadapi
Akankan semuanya harus terulang dan terulang lagi?
Kapan semuanya akan berakhir?
Bandung, 1 Oktober 2009
Kelelahan itu sudah sampai pada puncaknya
Untuk membantuku bernafas dari pengapnya udara malam ini
Karena aku nyaris tidak bisa bernafas karenanya
Berikan aku uluran tanganmu
Karena aku nyaris tenggelam ditengah derasnya cobaan
Tanpa sebuah pegangan yang pasti
Berikan aku dekapan
Untuk menghangatkanku dari deraan angin yang nyaris menghempaskanku
Berikan aku kecupan
Untuk meyakinkanku, bahwa engkau benar-benar mencintaiku
Karena itu sebuah pertanda bahwa cinta itu masih ada
Namun yang terpenting,
Berikan aku kasih serta keyakinan
Bahwa tidak pernah ada dusta diantara kita
Karena itu yang akan menguatkan perjalanan kita selanjutnya
Bukan sebuah kata maaf yang kerap terucap
Namun kita selalu kembali terpuruk dalam lubang yang sama
Lelah,
Sungguh!
Waktu terus berpacu
Masih banyak hal yang harus dihadapi
Akankan semuanya harus terulang dan terulang lagi?
Kapan semuanya akan berakhir?
Bandung, 1 Oktober 2009
Kelelahan itu sudah sampai pada puncaknya
Langganan:
Postingan (Atom)