Minggu, 20 Desember 2009

BIDADARI KECILKU

Pernah suatu ketika,
Ketakutan begitu menyergap,
Menguras seluruh energi
Membuat semua nyali lenyap,
Nyaris tanpa bekas

Begitu sulitnya sekedar menemukan rasa percaya diri,
Ataupun kemandirian yang dulu begitu mendominasi
Karena rasa takut yang terlalu menguasai
Terkungkung oleh ketidarberdayaan ragawi

Belum sirna rasa takut itu dari ragaku
Mimpi-mimpi yang kelam menjadi bagian dari bunga tidurku,
Datang menyapa hampir di setiap malam menjelang
Begitu gelap,
Begitu membingungkan
Tanpa uraian cerita yang mampu untuk dicerna
Tangan hanya bisa meraba,
Pikiran hanya mampu menebak kemana cerita akan mengalir,
Sementara kekalutan seolah membalut hidupku

Hanya untaian doa terucap dari bibir disetiap butiran merjan
Serta berusaha berdamai dengan semua rasa takut,
Gelap,
Serta perasaan kalut
Meskipun terkadang perputaran waktu terasa begitu lambat,
Lama,
Hingga menguras rasa sabar
Hampir menyerah
Hanya kebersamaan
Yang telah menghimpun kekuatan untuk mampu bertahan

Tatkala semua penantian itu telah tiba di ujung cerita
Hanya menyisakan rasa syukur, yang mampu terucap di ujung lidah
Rasa takut, kalut dan kegelapan itu hilang seketika
Menjadi tiada berarti

Seorang bidadari kecil mampu memecah ketakutan,
Mengobati rasa sakit
Serta menghalau kekalutan
Yang selama ini telah membelenggu jiwa dan raga
Bukan dengan emosi yang menguras tenaga,
Bukan dengan adu otot yang terkadang sia-sia belaka
Namun cukup dengan senyuman serta tangisan kecilnya
Mampu membawa kepada sebuah cakrawala baru

Sebuah kehidupan yang semakin punya arti
Dengan tanggung jawab yang lebih besar

Selamat datang bidadari kecilku………..
Kehadiranmu sungguh menjadi sebuah keajaiban
Yang mampu mencerahkan dunia
Memberi kerlap kerlip hidup menjadi lebih ceria
Menjadi lebih berwarna
Dan menjadikan bundamu menjadi lebih sempurna lagi
Terima kasih bidadari kecilku,
Untaian doa senantiasa menyertai hidupmu,
Ananda Rania Damara